Pemilihan Tim yang Efektif

team-six-sigma-indonesia
Salah satu hal yang menentukan keberhasilan six sigma selain ketersediaan data yang valid dan penguasaan tool serta metodologi six sigma yang benar adalah bagaimana membentuk tim yang efektif. Ketika sebuah tim ditunjuk untuk mengerjakan suatu proyek six sigma, pertanyaan yang selalu diberikan adalah apakah mereka cukup efektif untuk memberikan hasil yang diberikan?

Dalam proyek Six Sigma yang anda pimpin, mungkin anda diberikan sumber daya  manusia terbaik di bidangnya, namun apabila anda gagal menyatukan pengetahuan, energi, semangat, dan mengelola karakter mereka masing-masing, maka usaha anda bisa berujung pada kesia-siaan, bahkan kegagalan proyek

Pengalaman membuktikan bahwa membentuk tim yang sinergi – Green Belt, Black Belt, Champion, Sponsor, dan Anggota tim – sehingga mampu bekerja secara efektif bisa lebih penting dibandingkan penguasaan  tentang alat dan metodologi six sigma.

Jika pemilihan anggota tim adalah sesuatu yang kritikal, bagaimana menentukan anggota tim?

Sampai dengan saat ini, dalam memilih anggota tim mungkin kita memilih berdasarkan intuisi atau pengamatan kita sehari-hari akan kinerja seorang individu, atau bisa juga anggota tim biasanya “dibentuk” oleh manajemen. Adakalanya juga anggota tim sifatnya suka rela, siapa saja asal mau kerja.

Ada beberapa cara untuk menentukan anggota tim, namun pendekatan yang paling tepat datang dari seorang profesor yang menghabiskan sembilan tahun penelitiannya atas manajemen tim, Dr. Meredith Belbin dari University of Cambridge.

Kesimpulan dari penelitian Dr. Belbin, dengan melihat komposisi peran yang ada dalam sebuah tim, beliau dapat memprediksi apakah tim tersebut akan sukses atau gagal. Dasar penemuannya adalah setiap individu berdasarkan sifat-sifat pribadinya, pasti mempunyai satu atau lebih “peran yang disukai” . Untuk bisa membentuk tim yang efektif, seorang pemimpin proyek harus mampu menyeimbangkan peran dari anggotanya sehingga kontribusi setiap individu akan maksimal.

Berikut adalah sembilan peran individu dalam tim menurut Dr. Belbin:

  • PL – Plant: Kreatif, Imajinatif, Tidak Umum, Menyelesaikan masalah-masalah yang sulit. Kelemahan yang diijinkan: Pelupa
  • RI – Resource Investigator: Extrovert, antusias, komunikatif, mencari peluang, mengembangkan kontak. Kelemahan yang diijinkan: terlalu optimis
  • CO – Coordinator: Dewasa, percaya diri, pimpinan yang baik. Menentukan sasaran, mendorong pengambilan keputusan, dapat mendelegasikan tugas dengan baik. Kelemahan yang diijinkan: Manipulatif
  • SH – Shaper: Menantang, dinamis, tumbuh dalam tekanan. Memiliki tekad dan keberanian dalam menyelesaikan hambatan-hambatan. Kelemahan yang diijinkan: Menyakiti perasaan, provokasi
  • ME – Monitor Evaluator: kontrol atas diri sendiri, strategis, dan mampu membuat keputusan. Melihat semua kemungkinan. Menilai secara akurat. Kelemahan yang diijinkan: tidak menginspirasi
  • TW – Team Worker: Ko-operatif, sederhana, cepat mengerti, diplomatis. Mendengar, membangun, menghindari friksi, menenangkan riak-riak dalam tim. Kelemahan yang diijinkan: mudah terpengaruh
  • IMP – Implementer: Disiplin, dapat diandalkan, konservatif, dan efisien. Mengubah ide menjadi tindakan . Kelemahan yang diijinkan: tidak fleksibel
  • CF – Completer Finisher: Teliti, penuh perhatian, tidak sabar. (Mampu) Mencari kesalahan dan kekurangan (pekerjaan). Tepat waktu. Kelemahan yang diijinkan: terlalu khawatir
  • SP – Specialist: Berpikiran tunggal, mampu memotivasi sendiri, berdedikasi. Memberikan pengetahuan dan keahlian yang jarang diketahui . Kelemahan yang diijinkan: terlalu spesialis

Plant, Monitor Evaluator, dan adalah peran yang berorientasi ke pemikiran, sementara Shaper, implementer dan Complete finisher adalah peran yang orientasinya di tindakan, sedangkan team worker, resource investigator, dan coordinator lebih berorientasi ke manusia. Memahami peran masing-masing tim akan membantu tim untuk mengevaluasi diri. Bagaimana dia berkontribusi positif terhadap efektifitas kerja tim, serta memahami dan mengisi kelemahan anggota tim yang lain.

Apabila anda sebagai pemimpin proyek memiliki hak untuk memilih anggota tim, selain kompetensi dan kemampuan analisa, anda perlu melihat distribusi orientasi peran anggota tim. Namun jika anggota tim “given”, maka tugas anda adalah menutup kelemahan terbesar dari tim ini, atau melibatkan SME (Subject Matter Expert).

Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Secara Cepat

Pada dua artikel sebelumnya kita membahas tentang definisi dan cara untuk melakukan efisiensi.  Efisiensi dilakukan sebagai salah satu bentuk perbaikan yang bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya.

Bagaimana di sebuah perrusahaan bisa melakukan efisiensi secara cepat?

Dalam salah satu inisiatif perbaikan dikenal istilah KAIZEN yang artinya perbaikan yang berkelanjutan. Esensi dasar dari KAIZEN adalah: sederhana dan langsung dikerjakan. KAIZEN adalah salah satu bagian kunci implementasi Lean Six Sigma. Jadi KAIZEN didefinisikan sebagai tindakan perbaikan yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus, dimana sifat perbaikan tersebut sederhana dan bisa diselesaikan dalam waktu yang singkatLangkah-langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan ketika akan melakukan KAIZEN adalah:

Continue reading “Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Secara Cepat”

8 Kualitas Utama Black Belt

Untuk membuat proyek Six Sigma berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target dibutuhkan beberapa profesional yang memiliki peran masing-masing. Dalam level proyek kita mengenal Black Belt, Green Belt, Master Black Belt, dan Team Member. Dalam level organisasi ada champion dan Sponsor. Kita akan membahas masing-masingnya dalam artikel terpisah, sekarang kita akan fokus pada Black Belt.  Apa kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Black Belt yang handal? Mari kita simak berikut ini:

  1. Kemampuan teknis yang cakap. Seorang Black Belt tidak harus seorang lulusan teknik atau jurusan statistik, namun dia memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan merubah data menjadi informasi yang bisa dipahami oleh dirinya dan tim. Dia juga memiliki kemampuan menganalisa data menjadi suatu knowledge untuk menentukan strategi perbaikan apa yang dipilih. Tanpa kemampuan seperti itu seorang Black Belt akan terjebak dalam hal yang sifatnya akademis dan teoritis. Continue reading “8 Kualitas Utama Black Belt”

Brainstorming

Brainstorming atau dalam bahasa Indonesia curah gagasan adalah alat bantu yang digunakan untuk mengeluarkan ide dari setiap anggota tim yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Kunci sukses suatu sesi brainstorming adalah suasana bebas tanpa kritik untuk menggali ide kreatif demi mendapatkan solusi alternatif tanpa batas.

Berikut adalah beberapa manfaat  melakukan brainstorming:

  • Meingkatkan kreatifitas dan menghasilkan banyak ide dalam waktu singkat, dengan memperluas sudut pandang dari segala aspek atau pemikiran anggota tim yang lain akan mencetuskan ide lain dalam diri kita
  • Menciptakan kesetaraan terhadap semua tim yang terlibat dalam proses brainstorming, suasana yang hangat saling mendukung, dan tanpa kritik akan mendorong orang untuk nyaman mengeluarkan ide tanpa halangan. Hal ini akan mengakibatkan sikap saling menghormati
  • Ketika setiap anggota tim memberikan idenya, ,aka anggota tim merasa dilibatkan dan akan mendukung arahan pengambilan keputusan, hal ini akan memupuk rasa memiliki terhadap proses

Untuk bisa menciptakan suasana yang kondusif dalam proses brainstorming perlu ada aturan yang mengikat anggota tim, beberapa diantaranya adalah:

  • Tiap anggota wajib berpatisipasi aktif dalam memberikan ide/gagasannya
  • Tidak ada diskusi baik berupa kritik, sanjungan, atau komentar selama proses berlangsung
  • Diperbolehkan membangun ide dari ide yang sudah dikeluarkan anggota yang lain sebelumnya
  • Semua ide tertulis dan terbaca
  • Batasi waktu proses brainstorming

Secara garis besar, proses brainstorming bisa dibagi menjadi 3 fase, yaitu:

1. Generation: Forum terbuka untuk semua partisipan mengeluarkan idenya

  • Penjelasan awal aturan brainstorming dan jelaskan bagaimana sesi ini akab dilakukan
  • Tentukan batas waktu sesi brainstorming, tentukan siapa yang menjadi pencatat waktu dan pencatat ide. Normalnya sesi brainstorming berjalan 10-15 menit dan dapat diperpanjang tiap interval 5 menit
  • Tuliskan topik yang akan dibrainstroming dalam kalimat pertanyaan dan pastikan semua anggota tim memahami
  • Kumpulkan ide-ide dari tiap anggota melalui dua cara: bergantian atau spontan
  • Catat ide secara langsung di papan tulis/ sticky note. Pastikan semua tim dapat melihat dengan jelas

2. Clarification: Tim mereview semua ide dan memastikan semua peserta memahami apa yang dimaksud

3. Evaluation: Tim mereview seluruh daftar. Menghilangkan duplikasi dan mengkombinasi yang sejenis

Cukup sederhana bukan? inti dari kesuksesan brainstorming adalah  kemauan untuk mendengarkan pendapat yang berbeda dari perspektif kita. Dan yang terpenting : HAVE FUN!

sumber gambar: http://www.flickr.com/photos/chrissmithgraphicdesign/4791126949/sizes/z/in/photostream/