Aktivitas perbaikan mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara lain: meningkatkan kepuasan pelanggan, mengefisienkan sumber daya yang dipakai, peningkatan produktivitas, mempercepat proses pengiriman, dan membuat produk yang anti-cacat.
Semua inisiatif yang dijalankan di atas tentu mempunyai muara yang sama, yaitu bagaimana inisiatif-inisiatif tersebut berdampak pada penambahan profit organisasi.
Jika ada inisiatif perbaikan yang tidak berdampak pada aspek finansial, akankah kita masih mau melakukannya? Mungkin, bisa jadi kita akan tetap melakukannya, tapi pertanyaan selanjutnya adalah sampai kapan?
Profit bukanlah segalanya, tapi profit – bisa jadi- adalah awal dari segalanya. Anda tidak akan bisa menjamin bisnis atau organisasi anda tetap bertahan, kecuali organisasi tersebut mempunyai bahan bakar yang cukup untuk memutar laju bisnisnya. Dan bahan bakar itu berupa kapital.
Six Sigma adalah metodologi perbaikan yang menekankan pada hasil finansial pada proyek yang dijalankan. Bagaimana Six Sigma dapat menjamin hal tersebut?
- Sebelum proyek perbaikan diinisiasi, analisa ruang lingkup permasalahan diidentifikasi. Dari ruang lingkup tersebut, benefit dapat digambarkan disertai formulasi dan asumsi perhitungannya (tertulis dalam charter). Hal ini memungkinkan pemegang keputusan untuk dapat memprioritaskan proyek-proyek yang potensial untuk dijalankan terlebih dahulu
- Selama proyek berlangsung, Gate Review adalah sarana untuk terus memonitor perkembangan proyek, termasuk apakah asumsi dan perhitungan benefit di awal masih berlaku
- Setelah proyek memasuki fase control. Dan proyek dinyatakan telah mencapai target secara stabil, sebuah analisa finansial akhir dilakukan untuk mengetahui berapa besar aktual benefit yang dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk mengkuantifikasi Return on Investment dari proyek.
Memahami hubungan aktivitas perbaikan (proyek Six Sigma) dengan dampak finansial, dapat menguntungkan kedua belah pihak, pihak manajemen (pengambil keputusan) dan karyawan (tim yang menjalankan proyek). Dari sisi manajemen atau pemegang keputusan hal ini akan membuka mata mereka tentang apa yang terjadi di lapangan. Manajemen dapat menerjemahkan kegiatan yang terjadi sehari-hari menjadi sesuatu yang terkuantifikasi dan berkaitan erat dengan KPI mereka seperti pencapaian budget atau meningkatkan profit organisasi.
Dari sisi karyawan atau tim proyek, menyelesaikan suatu proyek six sigma akan mengedukasi mereka untuk memahami gambaran utuh tentang finansial. Hal ini juga akan membentuk pola kerja dan pikir mereka dalam mengefisienkan sumber daya dan meningkatkan efektifitas kerja. Organisasi yang karyawannya “melek finansial” -dengan memahami informasi tentang bisnis dan finansial secara utuh- akan lebih sukses, karena mereka akan tergerak untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik.
Jika Anda bosan dengan penjelasan problem solving yang penuh teori, Anda dapat mencicipi ebook sederhana yang penuh cerita seru. FREE. Buku ini memberikan penjelasan problem solving yang ringan tetapi tepat sasaran. Lengkapnya.