Merencanakan Pengumpulan Data

Seperti kita ketahui bersama, Six Sigma dalah metodologi perbaikan yang berbasis pada data. Memahami jenis data akan mempermudah kita untuk menentukan alat statistik apa yang kita pakai untuk mengolahnya. Data terdiri dari dua tipe, yaitu:

  • Continuous –Variabel yang terukur pada suatu produk atau proses, yang dapat dibagi sampai tidak terhingga. Contoh: waktu, ukuran, berat, temperatur, kecepatan.
  • Discrete atau Attribute – Suatu hitungan, bagian, atau persentase dari sebuah karakteristik atau kategori. Data proses jasa seringkali bersifat discrete

Setelah mengetahui tipe data, langkah selanjutnya adalah bagaimana kita mengumpulkan data tersebut. Ada pertimbangan praktis yang mempengaruhi keputusan untuk mengumpulkan data pengukuran. Seringkali tidak memungkinkan kita mengambil seluruh populasi untuk menarik suatu kesimpulan yang kita inginkan , faktor yang umum biasanya adalah biaya. Lebih baik kita mengambil beberapa sampel dari populasi tapi kita meyakini bahwa sampel tersebut bisa memprediksi secara keseluruhan. Pertimbangan lainnya adalah adanya kondisi khusus, contohnya tes destruktif, tidak mungkin kita merusak semua produk yang kita hasilkan hanya untuk mengetahui seberapa kuat produk kita.

Jadi, bagaimana cara kita menyusun rencana pengumpulan data dan menghitung besaran sampling yang sesuai? Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Stratifikasi data. Mengkategorikan data berdasarkan karakteristik (faktor) yang sama. Tujuannya adalah dengan cara apa anda akan melihat data dan dengan stratifikasi anda memunculkan pola-pola kecurigaan untuk investigasi awal. Jika faktor stratifikasi tidak dibuat “di awal”, maka anda kemungkinan  harus mengulangi proses lagi nantinya. Di sisi lain, mencari terlalu banyak faktor juga akan membuat data lebih sulit untuk dikumpulkan dan biaya lebih besar
  2. Mengembangkan Definisi Operasional. Definisi Operasional adalah penjelasan yang lengkap dan tepat yang menceritakan tentang makna atau arti dari karakter yang akan kita ukur, termasuk bagaimana kita mengukurnya
  3. Identifikasi sumber data. Pertimbangkan apakah kita akan menggunakan data yang sudah ada atau mencari data baru. Pertimbangkan masalah validitas data, harga, waktu, dan trade-offnya.
  4. Mengumpulkan data. Check sheet adalah salah satu  tool statistik yang sederhana namun sangat powerful untuk mengumpulkan data.
  5. Tentukan pengambil data. Orang yang mengambil data harus memahami proses, mengerti definisi operasional, mengerti bagaimana data ditabulasi, dan yang terpenting adalah tidak bias
  6. Menentukan ukuran Sampel. Metode sampling apa yang sesuai random atau sistematik?  Tentukan juga tipe samplingnya apakah populasi atau proses? Memahami tipe data di awal, akan membantu kita menentukan berapa banyak jumlah sampling yang dibutuhkan. Karena data diskrit dan continuous sangatlah berbeda perhitungan samplenya.

Berbicara dengan data akan mempermudah kita meyakinkan manajemen dan para stakeholder, dan yang terutama adalah seberapa valid data yang kita pakai itu. Ingat Gagal merencanakan, berarti anda merencanakan kegagalan itu sendiri.

sumber gambar: http://contactsimply.com/

Six Sigma Metodologi: MEASURE

Setelah kita berhasil menentukan permasalahan yang akan kita selesaikan, langkah selanjutnya adalah MEASURE. Tujuan dari fase ini adalah menetapkan baseline dari proyek secara akurat sehingga kita dapat membandingkannya terhadap hasil perbaikan dari proyek ini nantinya.

Aktivitas utama dalam fase ini

Memetakan Proses –setelah kita mengidentifikasi batasan ruang lingkup proyek dalam SIPOC, langkah selanjutnya adalah memetakan proses secara lebih detail lagi. Langkah ini penting dilakukan untuk menentukan constraint, value, non-value-add, dan area fokus untuk perbaikan. Dari sini kita bisa mengidentifikasi quick wins dengan mengeliminasi waste yang ditemukan dalam proses. Tool yang biasa dipakai untuk memetakan proses ini adalah Value stream mapping

Menentukan ukuran – ukuran untuk y dan x – mengidentifikasi ukuran yang perlu dikumpulkan di output yang diharapkan, proses inti yang membuat output, serta input daripada Continue reading “Six Sigma Metodologi: MEASURE”

Lean Training di dalam Six Sigma

Banyak rekan yang memiliki persepsi bahwa Lean dan Six Sigma adalah dua hal berbeda yang tidak bisa disatukan, oleh karena itu Lean Training dan Six Sigma Training adalah dua hal yang terpisah pula. Lean Training yang merupakan bentuk upaya peningkatan upaya terkait dengan Lean Thinking adalah sekumpulan pelatihan yang mengkombinasikan class-room atau pelatihan di dalam kelas dengan praktik langsung menyelesaikan sebuah case, atau constraint/hambatan, atau bottleneck ataupun masalah.

Six Sigma training yang mengacu pada format DMAIC sering dinilai tidak klop dengan Lean Training. Menurut kami ini persepsi yang keliru atau tidak tepat. Lean Manufacturing atau Lean Service, Lean Banking, Lean Healthcare memang secara sejarah dan prinsip berbeda dengan model konvensional Six Sigma. Dalam model “konvensional”, Six Sigma adalah sebuah metodologi yang relatif lebih “kaku” dengan sekumpulan “tools” dan dengan project yang dieksekusi oleh Green Belt dan Black Belt lewat pelatihan six sigma yang intensif.

Lean Training

Lean Training di satu sisi adalah pelatihan yang lebih Continue reading “Lean Training di dalam Six Sigma”