Cost Reduction dengan Lean Six Sigma

Anda pasti ingat iklan komersil dengan tagline seperti judul di atas. Dalam artikel ini kami ingin bertanya hal serupa pada anda. Seberapa rendah harga produk anda bisa diturunkan saat ini?
Seiring dengan tingkat kompetisi dan arus informasi yang deras, hukum mengenai harga  telah berubah. Jika dulu persamaan untuk menentukan harga adalah biaya produksi ditambah dengan keuntungan yang kita inginkan. Contoh, jika biaya produksi dari produk kita Rp. 100 dan keuntungan yang ingin diambil sebesar 10%, maka harga produk kita adalah Rp 100 + 10% = Rp. 110.

Saat ini, penentuan harga tidak lagi di tangan produsen, namun oleh pasar. Jadi persamaan matematisnya adalah harga – biaya produksi = profit. Jadi, jika harga untuk produk kita di pasar 100, maka kita perlu menekan biaya produksi kita setidaknya Rp. 99, sehingga  keuntungan yang didapat Rp. 1. Profit yang dulu menjadi faktor bebas, sekarang menjadi faktor dependen.

Dalam praktik Lean Six Sigma, formula harga dan profit menjadi Harga – Profit = Biaya Produksi. Formula ini sangat dikenal dalam Lean Manufacturing. Kita harus mendesain proses dan produk agar dapat masuk ke dalam rentang biaya ini.

Penghematan tidak sama dengan pemotongan biaya. Organisasi yang memiliki kecenderungan Continue reading “Cost Reduction dengan Lean Six Sigma”

Efisiensi dan Process Improvement

Makhluk hidup apa yang paling sukses dalam beradaptasi terhadap perubahan?

Yang mampu beradaptasi dengan seleksi alam?

Diperkirakan makhluk ini sudah ada sejak 3,5 Milyar tahun yang lalu, dan akan tetap ada meskipun (mungkin) nanti matahari meledak dan menghilang?

Jawabannya adalah :Bakteri.

Bakteri hidup dan berkembang biak dengan menggunakan satu-satunya sel yang dia miliki, tidak seperti makhluk hidup yang lain, dengan sel tersebut bakteri mampu bertahan hidup di mana saja tanpa matahari/ penerangan sekalipun.

Karena kemampuannya tersebut, bisa dikatakan bahwa bakteri adalah makhluk hidup yang sangat efisien.

Efisiensi adalah salah satu cara untuk bisa bertahan hidup. Dalam prinsip organisasi, efisiensi diperlukan untuk bisa memenangkan persaingan. Efisiensi adalah Continue reading “Efisiensi dan Process Improvement”

Six Sigma Metodologi: MEASURE

Setelah kita berhasil menentukan permasalahan yang akan kita selesaikan, langkah selanjutnya adalah MEASURE. Tujuan dari fase ini adalah menetapkan baseline dari proyek secara akurat sehingga kita dapat membandingkannya terhadap hasil perbaikan dari proyek ini nantinya.

Aktivitas utama dalam fase ini

Memetakan Proses –setelah kita mengidentifikasi batasan ruang lingkup proyek dalam SIPOC, langkah selanjutnya adalah memetakan proses secara lebih detail lagi. Langkah ini penting dilakukan untuk menentukan constraint, value, non-value-add, dan area fokus untuk perbaikan. Dari sini kita bisa mengidentifikasi quick wins dengan mengeliminasi waste yang ditemukan dalam proses. Tool yang biasa dipakai untuk memetakan proses ini adalah Value stream mapping

Menentukan ukuran – ukuran untuk y dan x – mengidentifikasi ukuran yang perlu dikumpulkan di output yang diharapkan, proses inti yang membuat output, serta input daripada Continue reading “Six Sigma Metodologi: MEASURE”

Melakukan Efisiensi dalam Six Sigma

Jika ditanyakan kepada banyak organisasi, apa tujuan melakukan inisiatif perbaikan? Jawabannya adalah:

  • Membuat proses lebih cepat
  • Membuat biaya lebih murah
  • Membuat kualitas produk lebih baik
  • Membuat pekerjaan lebih mudah
  • Membuat delivery order lebih tepat waktu

Bagaimana membuat proses efisien dan efektif dalam merespon keinginan pelanggan, sehingga pelanggan tetap setia pada kita, dan dengan itu sustainability dari perusahaan terjamin. Seperti kita ketahui bersama, Lean Six Sigma adalah metodologi perbaikan yang sudah terbukti dapat diaplikasikan untuk memenuhi tujuan- tujuan di atas

Perbaikan dalam Lean Six Sigma dapat dilewati melalui dua pintu: yang pertama adalah Continue reading “Melakukan Efisiensi dalam Six Sigma”