Menghindari Redupnya Aktivitas Perbaikan Lean Six Sigma

Lean Six Sigma Challenge - Tantangan Implementasi Six Sigma

Banyak program perbaikan, Lean Six Sigma, terlihat kuat di awal, namun tidak selamanya bertahan lama. Apa yang harus dilakukan oleh manajemen puncak untuk tetap menjaga  dan memastikan perjalanan virus perbaikan ini tetap menjalar dan berakhir kesuksesan.

Selama satu dekade terakhir, keberhasilan Lean Six Sigma telah dipubikasikan secara meluas,  metodologi DMAIC telah diadaptasi oleh berbagai macam industri adalah indikasi kesuksesan Lean Six Sigma. Namun, sedikit yang menulis tentang perusahaan – perusahaan yang gagal dalam implementasi six sigma. Satu alasan yang pasti adalah tidak semua perusahaan mau mempubilkasikan kegagalan mereka, namun fenomena Lean Six Sigma sebagai flavour of the month ini cukup serius untuk kita diskusikan.

Serupa dengan manusia program six sigma akan mengalami siklus yang dilahirkan, tumbuh, dan meninggal.

Namun jika kita mampu mempertahankan kondisi yang ada, program Lean Six Sigma akan terus tumbuh mempercepat keunggulan dan daya saing kita.

Berikut adalah 4 cara bagaimana kita mempertahankan program Lean Six Sigma:

1. Pilih Alat Ukur  yang Tepat

Banyaknya proyek six sigma atau berapa banyak Green Belt yang tersertifikasi dalam organisasi anda bukanlah tujuan dari diadakannya program six sigma. Ingat program six sigma adalah berapa banyak saving yang dihasilkan untuk perusahaan. Banyaknya jumlah proyek six sigma atau banyaknya Green Belt yang anda punya bukan jaminan bisnis dari tahun ke tahun, memang benar bahwa Green Belt adalah agen perubahan, namun mencetak agen perubahan sebanyak mungkin tanpa mendefinisikan dengan tepat apa yang akan dirubah akan membuat organisasi kehilangan fokus. Metrik utama untuk mengukur keberhasilan Six Sigma harus selalu didasarkan pada nilai bisnis kembali ke perusahaan

2. Pemilihan Proyek yang Tepat

Pemilihan proyek yang tepat adalah komponen kunci untuk keberlangsungan program Six Sigma. Proyek tidak boleh dipilih hanya untuk mendapatkan seseorang disertifikasi atau untuk membungkus DMAIC terhadap masalah yang jelas bukan proyek Six Sigma hanya untuk mendapatkan visibilitas. Karena proyek membantu menjaga momentum, Pemimpin/champion harus sangat selektif ketika menentukan proyekSix Sigma. Champion harus mampu menyeleraskan visi perusahaan terhadap KPI dan proyek-proyek Six Sigma dan mampu memvalidasi keuntungan proyek dari sisi finansialnya

3. Membangun Infrastruktur yang Kuat

Siapa yang bertanggung jawab atas keberhasilan Six Sigma dalam suatu organisasi? Bukan Black/ Green Belts. Kepemimpinan organisasi menentukan keberhasilan atau kegagalan program Lean Six Sigma ini.  Para pemimpin organisasi/ champion bertanggung jawab mengkomunikasikan harapan dan tanggung jawab untuk memilih dan pemimpin proyek menyiapkan pelatihan, manajemen harus menyediakan program dengan dasar yang kuat. Selain itu, para pemimpin harus mengevaluasi komponen dasar bisnis sebelum menerapkan Six Sigma. Misalnya, apakah organisasi memiliki kapabilitas yang cukup untuk menerapkan Lean Six Sigma? Apakah proses didokumentasikan dan dipelihara secara rutin? Apakah metrik yang digunakan sudah tepat ? Jika belum, para pemimpin mungkin memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan sebelum meluncurkan Six Sigma

4. Lean Six Sigma adalah sebuah Perjalanan

Program Lean Six Sigma adalah proses yang berevolusi.  Organisasi harus mampu membuat program Lean Six Sigma bukan sesuatu yang basi setelah beberapa tahun implementasinya. Perluasan kemampuan karyawan dalam menjaga inisiatif ini tetap segar perlu dijalankan. Contohnya melibatkan Desgin for Six Sigma untuk melengkapi DMAIC, atau pengenalan baru, ide alat atau konsep, tidak ada alasan untuk menghambat pertumbuhan tubuh perbaikan terus menerus.

Itulah beberapa cara untuk menghindari redupnya aktivitas improvement di dalam Lean Six Sigma.

Lean Six Sigma – Integrasi Lean dan Six Sigma

Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah mana yang duluan, Lean ataukah Six Sigma? Kita tidak perlu memilih salah satu karena keduanya sebenarnya dapat dijalankan bersamaan. Tentu saja jika menjalankannya secara terpisah hanya akan membuat konsentrasi dan sumber daya terpecah yang akhirnya malah membuat implementasi dari Lean maupun Six Sigma tidak memberi hasil sesuai harapan. Integrasi berbeda dengan menjalankan 2 hal sekaligus. Integrasi adalah menjalankan Lean dan Six Sigma dalam satu framework yang disebut Lean Six Sigma.

Integrasi antara Lean dan Six Sigma akan memberi banyak manfaat, diantaranya: Continue reading “Lean Six Sigma – Integrasi Lean dan Six Sigma”

Starwood Hotels dan Six Sigma

“Adalah tujuan kami untuk setiap tamu dalam jaringan hotel kami baik itu Westin, Sheraton, W, Four Points by Sheraton, Starwood Vacation Ownership and St. Regis/Luxury Collection akan mendapatkan pengalaman yang sempurna dalam setiap kunjungannya. Dan Six Sigma membantu kami untuk mencapai tujuan tersebut.”

“Six Sigma adalah salah satu inisiatif strategi yang penting dalam formasi perusahaan kami”

Barry S. Sternlicht, Chairman and CEO Starwood Hotels & Resorts

Dalam sebuah survey pelanggan, diketahui bahwa 34% tamu yang menginap merasa kesepian karena jauh dari rumah. Alih-alih merekrut seorang konsultan atau etnographers, Starwood menerapkan sebuah sistem perbaikan yang dipelopori oleh Motorola, Six Sigma.

Keputusan yang awalnya menimbulkan skeptis, karena karyawan merasa Six Sigma tidak sesuai dengan budaya perhotelan. Saat ini, Six Sigma yang diluncurkan tahun 2001, telah menjadi motor penggerak inisiatif perbaikan dan inovasi dalam setiap proses operasi di hampir seribu properti yang dimiliki di seluruh dunia.

Keberhasilan Six Sigma di Starwood dilandasi komitmen manajemen dan didukung knowledge management yang kuat. Dikembangkan pada tahun 2003, e-tools, sebuah database berbasis web, mengorganisir Continue reading “Starwood Hotels dan Six Sigma”

Perlukah Sertifikasi Six Sigma?

Untuk menjawab pertanyaan di atas penting bagi kita mengenal dulu istilah standar. Standar adalah seperangkat aturan atau petunjuk yang dibuat untuk mempermudah kita dalam melakukan suatu pekerjaan.  Dengan aturan kita dapat berlaku dengan baik, benar dan teratur. Undang-undang adalah contoh umum dari apa yang disebut standar

Sedangkan sertifikasi sendiri adalah proses ujian untuk mengetahui apakah suatu obyek telah memenuhi standar yang ditetapkan atau tidak, artinya jika terdapat obyek yang tidak lolos dalam proses sertifikasi, maka bisa diartikan bahwa obyek tersebut tidak memenuhi standar.

Kenapa perlu disertifikasi? mungkin anda mahir dalam berkendara dan juga hafal rambu-rambu lalu lintas dengan baik, namun apakah dengan ini membuat anda merasa tidak perlu mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM)?

Sertifikasi six sigma -baik green belt ataupun black belt- adalah pengakuan terhadap seorang individu atas  kompetensi dasar yang dimiliki dalam melakukan aktivitas perbaikan. Pada umumnya proses sertifikasi six sigma dibagi menjadi dua pengujian, yaitu ujian teori dan praktek. Ujian teori  menilai pemahaman anda tentang prinsip-prinsip, metodologi, dan aplikasi alat bantu statistik. Sedangkan di ujian prakteknya anda dituntut untuk mampu mengaplikasikan apa yang anda pahami dalam bentuk nyata proyek perbaikan. Di sini anda juga diuji tentang kecakapan memimpin sebuah tim dan bagaimana anda bertindak dalam menghadapi tantangan dan hambatan.

Kembali ke contoh kepemilikan SIM dalam berkendara. Jika anda sedang melakukan audisi untuk seorang sopir. Dari proses persaingan didapat dua orang kandidat yang memiliki kemampuan menyetir dan pemahaman terhadap rambu yang juga baik. Dari dua orang kandidat ini, diketahui salah satunya tidak mempunyai SIM, pada kandidat mana anda mempercayakan kendaraan anda untuk disupiri? Continue reading “Perlukah Sertifikasi Six Sigma?”

18 Rahasia Sukses CI di Freudenberg-NOK

Dalam sebuah artikel di Majalah Shift, “Freudenberg-NOK Tips: 18 Kunci Menuju Operational Excellence di Perusahaan Anda”, dijelaskan 18 rahasia sukses continuous improvement di perusahaannya. Michael Heidingsfelder, wakil presiden operasional di perusahaan asal Amerika Serikat yang merupakan hasil joint venture antara Freudenberg Co. dari Jerman dan NOK dari Jepang memaparkan 18 faktor tersebut, yang  tidak harus diikuti secara berurutan, karena mereka “…berkembang dari waktu-ke waktu,…” kata Heidingsfelder.

Kedelapan belas kunci tersebut adalah:

1) Top down. Manajemen harus terlibat dalam Continue reading “18 Rahasia Sukses CI di Freudenberg-NOK”

Lean Six Sigma di Industri Tambang (Lean Six Sigma Mining)

Banyak yang meragukan Lean Six Sigma dapat diaplikasikan di pertambangan, karena hal-hal berikut:

  • Industri tambang adalah push system, produksinya continuous dan 24 jam sehari. Jadi sistem tarik sebagaimana prinsip Lean tidak akan bisa diaplikasikan di sini.
  • Debu adalah by-product, akan mahal sekali biaya yang dikeluarkan jika harus mengaplikasikan work area management (5S)
  • Kondisi Geografis yang ekstrim: lokasi terpencil, dan pengaruh cuaca serta material yang terpencar di berbagai arah.
  • Membutuhkan skala besar logistik dan supply chain

Memang benar bahwa di dunia pertambangan memiliki beberapa tantangan yang tidak ada dunia manufaktur – tempat dimana Lean Six Sigma dilahirkan – seperti yang dijelaskan di atas. Akan tetapi prinsip-prinsip dalam Lean Six Sigma seperti proses yang efektif dan efisien, memaksimalkan utilisasi operasi, dan fokus pada kebutuhan pelanggan dapat diaplikasikan dalam industri ini. Untuk itu perlu dilakukan modifikasi alat analisa, teknik, dan terminologi. Mari kita lihat dua contoh perusahaan tambang di bawah ini. Continue reading “Lean Six Sigma di Industri Tambang (Lean Six Sigma Mining)”

Lean Six Sigma – Combining Six Sigma Quality with Lean Production Speed

Waktu dan kualitas adalah dua metrik terpenting dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan setiap perusahaan, Lean Six Sigma menjelaskan bagaimana meningkatkan kinerja perusahaan Anda dengan menggabungkan dua inisiatif paling penting – Lean dan Six Sigma – ke dalam satu program yang terintegrasi. Buku yang ditulis Michael George ini adalah buku yang pertama kalinya memberikan roadmap untuk mendapatkan manfaat dari Lean dan Six Sigma.

Lean Six Sigma Book Reference

Buku ini menunjukkan bagaimana untuk:

  1. Mengurangi biaya dan waktu proses secara signifikan
  2. Menurunkan waktu siklus order-to-delivery
  3. Eliminasi variasi proses dan waste di organisasi

Secara terpisah, Lean dan Six Sigma telah mengubah wajah bisnis baik manufaktur maupun jasa. Dengan menggunakannya secara terintegrasi, keduanya menjadi strategi yang mampu meningkatkan kualitas produk dan proses, efisiensi produksi, dan profitabilitas. Buku ini menunjukkan bagaimana Continue reading “Lean Six Sigma – Combining Six Sigma Quality with Lean Production Speed”

Efisien v.s Efektif

Meskipun efektif dan efisien mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kinerja organisasi, namun tidak sedikit orang memahami secara pasti perbedaan kedua kata tersebut. Dalam Lean Six Sigma memahami tujuan dari proyek perbaikan yang akan dijalankan sangat penting karena akan menentukan pendekatan dan tools yang akan dipakai.

Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan kedua kata tersebut. Efisien adalah bekerja dengan menggunakan sumber daya dan energi yang sesuai tanpa pemborosan, namun efisiensi tidak melihat tujuan. Organisasi bisa saja menjadi efisien namun gagal dalam mencapai apa yang dicita-citakan.  Untuk itu selain Continue reading “Efisien v.s Efektif”